Pendidikan
Ulama Pejuang Dari Bogor
KH. Sholeh Iskandar adalah ulama pejuang asal Bogor. Beliau membentuk Laskar Rakyat Markas Perjuangan Rakyat Leuwiliang dan Laskar Hizbullah. Kedua laskar ini merupakan basis laskar pejuang yang beroperasi di wilayah Bogor Barat dan Banten. Beliau juga aktif dalam kegiatan politik dan menjadi salah satu pengurus Partai Masyumi bersama Mohammad Natsir.
KH. Sholeh Iskandar adalah seorang komandan Laskar Hizbullah di daerah Bogor Barat, saat laskar-laskar perjuangan dilebur ke dalam TNI, KH. Sholeh Islandar dipercaya menjadi komandan Batalyon O/ Hizbullah merangkap sebagai komandan Sektor IV Brigade Tirtayasa Divisi Siliwangi dengan pangkat Mayor. Ketika kedaulatan Republik Indonesia diakui pada penghujung tahun 1949, KH. Sholeh Iskandar merasa tugasnya sebagai tentara selesai. Dia melanjutkan pengabdiannya di tengah masyarakat.
Tanpa jabatan formal, KH. Sholeh Iskandar mendirikan Persatuan Bekas Anggota Tentara (Perbata) guna menghimpun tenaga bekas tentara dan laskar perjuangan ke arah pembangunan dan pembinaan negara, menjadi Wakil Ketua Gabungan Organisasi-organisasi Perjuangan , menjadi ketua umum Persatuan Pejuang Islam Bekas bersenjata seluruh Indonesia, turut mendirikan dan terpilih menjadi ketua II markas besar Legiun Veteran Republik Indonesia, dan turut mendirikan Yayasan Carya Dharma untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh anggota LVRI.
Di bidang pendidikan KH. Sholeh Iskandar mewariskan Pondok Pesantren Darul fallah, Ciampea Bogor, Universitas Ibn Khaldun Bogor dan Pondok Pesantren Darul Muttaqien di Parung Kabupaten Bogor. Di bidang kesehatan, KH. Sholeh Iskandar mewariskan Rumah Sakit Islam Bogor. Di bidang Ekonomi Syariah, KH. Sholeh Iskandar meninggalkan jejak Bank Pembiayaan Syariah Amanah Ummah. Tentu tidak boleh dilupakan BKSPP Jawa Barat yang didirikannya bersama KH. Noer Ali, KH. Abdulla Syafi’ie, KH. Choer Affandi, dan Majelis Ulama Jawa Barat yang meninggalkan sejumlah fatwa dan sikap politik sebagai panduan bagi kaum Muslimin.