Connect with us

Politik

Komunisme dan Kapitalisme: Sama-sama Berbahaya

Kebangkitan komunisme memang layak untuk dicurigai dan diwaspadai sekaligus diberantas habis. Namun demikian, apakah hanya komunisme saja yang dipandang berbahaya? Tidak adakah ideologi lain yang juga perlu dicurigai untuk selanjutnya perlu dan wajib diberantas?

Ideologi-Ideologi di Dunia
Istilah ideologi bisa disepadankan dengan istilah mabda’ dalam bahasa Arab. Mabda’ pada dasarnya adalah keyakinan rasional (‘aqîdah ‘aqliyyah) yang melahirkan aturan-aturan dalam kehidupan. Artinya, mabda’ (ideologi) pada hakikatnya adalah pemikiran mendasar yang bersifat menyeluruh dan mendalam mengenai hakikat kehidupan, yang kemudian melahirkan sebuah sistem kehidupan. Dengan kata lain, sebuah keyakinan (akidah) digolongkan sebagai sebuah mabda’ (ideologi) jika ia mampu memberikan solusi-terlepas dari benar-tidaknya solusi tersebut-atas seluruh problem kehidupan yang dihadapi manusia.

Dari paparan singkat di atas, jika kita cermati, hanya ada 3 (tiga) ideologi yang eksis di dunia saat ini: (1) kapitalisme-sekular; (2) sosialisme-komunis; (1) Islam. Pembagian ini didasarkan pada kenyataan bahwa hanya tiga ideologi inilah yang mampu memberikan jawaban atau solusi atas berbagai persoalan yang dihadapi manusia-sekali lagi, terlepas dari benar-tidaknya jawaban atau solusi tersebut. Bagaimana dengan Pancasila yang setiap tanggal 1 Oktober diperingati “Hari Kesaktian”-nya? Dengan pengertian ideologi seperti di atas, Pancasila jelas bukanlah sebuah ideologi. Ia hanya merupakan falsafah bangsa yang tidak menghasilkan konsepsi dan peraturan hidup apa pun. Karena bukan ideologi, Pancasila tentu saja hanya menjadi sebatas jargon. Pada faktanya, yang berpengaruh besar sekaligus menentukan corak kehidupan di negeri ini adalah ideologi kapitalisme-sekular yang diimpor dari Barat, bukan Pancasila.

  1. Ideologi sosialisme-komunis.

Secara mendasar, ideologi sosialisme-komunis menyatakan bahwa manusia, alam semesta, dan kehidupan ini semuanya berasal dari materi. Materi adalah sesuatu yang azali. Ia tidak diciptakan oleh Tuhan, tetapi ada dengan sendirinya (wâjib al-wujûd).

Karena itulah, ideologi ini juga identik dengan materialisme. Materialisme menempatkan materi sebagai tolok ukur segala sesuatu. Sesuatu yang real tidak lain adalah sesuatu yang bersifat material atau fisikal. Sebaliknya, sesuatu yang immaterial atau nonmaterial tidak dipandang sebagai sesuatu yang real. Tuhan, misalnya, bukanlah sesuatu yang real, karena keberadaannya-secara material dan fisikal-tidak bisa dibuktikan. Karena itu, ideologi ini terkenal sebagai ideologi yang anti Tuhan atau anti agama, yang kemudian melahirkan jargon, “Agama (baca: keyakinan kepada Tuhan) adalah candu bagi masyarakat.”

Karena Tuhan dianggap tidak ada dan segala sesuatu dipandang berasal dari materi, maka aturan-aturan kehidupan yang dibuat oleh manusia harus mengikuti hukum materi (yang selalu mengalami evolusi), bukan mengikuti hukum Tuhan. Dengan paradigma seperti inilah ideologi sosialisme-komunis melahirkan berbagai konsepsi dan aturan kehidupan-sosial, politik, ekonomi, dsb-yang bercorak materialistik, yang terbukti banyak melahirkan bencana bagi umat manusia.

  1. Ideologi kapitalisme-sekular.
    Sedikit berbeda dengan sosialisme-komunis, ideologi kapitalisme-sekular mengakui bahwa manusia, alam semesta, dan kehidupan ini berasal dari-atau diciptakan oleh-Tuhan. Namun demikian, Tuhan hanya diakui sebagai Pencipta, bukan sekaligus sebagai Pengatur. Dengan kata lain, pengakuan ideologi ini terhadap Tuhan hanya sebatas formalitas belaka. Sebab, kapitalisme-sekular hanya mengakui Tuhan dari sisi keberadaan-Nya semata, tidak dari sisi peran-Nya. Konsekuensinya, kehidupan manusia tidak perlu diatur oleh Tuhan, tetapi cukup diatur oleh manusia sendiri. Manusia dipandang memiliki otoritas mutlak untuk mengatur dirinya sendiri. Karena itulah, Tuhan-dalam pandangan ideologi kapitalisme-sekular-adanya sama dengan tidak adanya.

Tegasnya, kapitalisme-sekular secara tegas menjauhkan peran Tuhan (baca: agama) dari kehidupan, sekaligus mengukuhkan peran manusia sebagai pengatur kehidupan. Dari paradigma seperti inilah ideologi kapitalisme-sekular kemudian melahirkan berbagai konsepsi dan aturan kehidupan-sosial, politik, ekonomi, dsb-yang bercorak antroposentris (menjadikan manusia sebagai pusat segala-galanya). Berbagai konsepsi dan aturan kehidupan tersebut semata-mata bersumber dari akal dan hawa nafsu manusia. Dalam konteks kekinian, hal itu diwujudkan dalam kerangka demokrasi dengan jargon kedaulatan rakyat-nya-sebuah jargon yang nyata-nyata menafikan kedaulatan Tuhan.

Dari sinilah sebetulnya awal malapetaka kehidupan manusia dimulai. Sebab, dengan segala kekurangan dan keterbatasannya, manusia terbukti hanya mampu membuat berbagai konsepsi dan aturan yang justru banyak menimbulkan bencana bagi mereka sendiri. Inilah yang dialami oleh umat manusia saat ini-yang mengadopsi sekaligus menerapkan ideologi kapitalisme-sekular-yang berada di lebih separuh bumi ini.

  1. Ideologi Islam.
    Islam jelas berbeda- bahkan bertolak belakang- dengan kedua ideologi di atas. Islam memandang bahwa manusia, alam semesta, dan kehidupan berasal dari-atau diciptakan oleh-Tuhan, yakni Allah SWT. Dialah Pencipta sekaligus Pengatur alam semesta beserta seluruh isinya. Allah SWT berfirman:

Dialah (Allah) Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagi-mu dan langit sebagai atap. Dia menurunkan air hujan dari langit, lalu dengan hujan itu, Dia menghasilkan buah-buahan sebagai rezeki untuk kalian. Karena itu, janganlah kalian mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah padahal kalian tahu. (TQS al-Baqarah [2]: 22).

Islam memandang bahwa sebagai Pencipta dan Pengatur, Allah adalah Mahatahu atas segala sesuatu yang diciptakan dan diaturnya. Sebaliknya, Islam memandang bahwa sebagai ciptaan (makhluk), manusia-meskipun yang paling mulia di antara makhluk yang ada-memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan. Sementara itu, pada faktanya, Allah telah memberikan seperangkat aturan bagi manusia untuk mengatur kehidupannya, yakni al-Quran dan as-Sunnah. Karena itu, adalah rasional jika manusia mengatur seluruh aspek kehidupannya-baik urusan akhirat maupun dunia; baik urusan ibadah maupun muamalah-dengan berpedoman pada al-Quran dan as-Sunnah yang bersumber dari Penciptanya, yakni Allah Yang Mahatahu. Bahkan, manusia wajib untuk senantiasa menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai sumber hukum bagi kehidupannya. Allah SWT:

Demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman hingga menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa berat hati terhadap putusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (TQS an-Nisa’ [4]: 65).

Komunisme dan Kapitalisme: Sama-sama Berbahaya
Akhirnya, kalau ditanya, ideologi manakah yang perlu dicurigai, diwaspadai, dan disingkirkan? Jawabannya, tentu bukan hanya ideologi sosialisme-komunis semata, tetapi juga ideologi kapitalisme-sekular. Sebab, secara tegas, kedua ideologi tersebut menolak peran Tuhan dalam mengatur kehidupan manusia. Artinya, bukan hanya sosialisme-komunis saja yang anti-Tuhan, tetapi juga kapitalisme-sekular. Sayangnya, ideologi kapitalisme-sekular bukan saja tidak pernah diwaspadai apalagi digugat, tetapi dalam kurun yang amat panjang bahkan masih tetap dipraktikkan di tengah-tengah kehidupan kaum Muslim. Bukankah kita selama ini masih menerapkan ekonomi kapitalis, demokrasi, HAM serta liberalisme di berbagai bidang-yang notabene semuanya merupakan produk ideologi kapitalisme-sekular? Padahal, bukankah sudah terbukti ideologi ini menimbulkan bencana bagi umat manusia dan tidak pernah menciptakan kesejahteraan bagi mereka? Bukankah berbagai himpitan ekonomi, carut-marut perpolitikan, merajalelanya korupsi dan suap, merosotnya nilai-nilai moral dan sebagainya merupakan akibat diterapkannya ideologi kapitalisme-sekular di negeri tercinta ini? Lalu, mengapa kita tidak pernah berusaha menggugatnya sekaligus menyingkirkannya? Mengapa pula kita tidak segera berpaling pada ideologi Islam yang nyata-nyata bersumber dari sang Pencipta, Allah SWT, dan telah terbukti selama-berabad-ketika diterapkan dalam institusi negara, yakni Daulah Khilafah Islamiyah-mampu mengayomi dan mensejahterakan umat manusia? Ataukah kita tetap ingin berada dalam bencana dan keterpurukan secara terus-menerus akibat diterapkannya ideologi kapitalisme-sekular di tengah-tengah kita? Na‘ûdzu billâh!

Khatimah
Wahai kaum Muslim, Islam adalah satu-satunya ideologi yang sahih yang diturunkan Allah SWT untuk manusia. Karena itu, marilah kita kembali bersama-sama menerapkannya di dalam seluruh aspek kehidupan kita. Sebaliknya, marilah kita bersama-sama mewaspadai sekaligus menyingkirkan semua ideologi berbahaya dan bertentangan dengan ideologi Islam, yakni sosialisme-komunis dan kapitalisme-sekular. Marilah kita tolak keberadaan kedua ideologi ini di negeri ini dan di negeri Muslim mana pun di dunia ini. Ringkasnya, memilih ideologi Islam adalah pilihan rasional, sebaliknya memilih ideologi sosialisme-komunis ataupun kapitalisme-sekular adalah pilihan yang tidak rasional dan bisa mengeluarkan seorang Muslim dari Islam. Allah SWT berfirman:

Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.(QS al-Baqarah [2]: 217)

Allâhummahdinâ ash-sirâth al-mustaqîm. Amin.