Connect with us

Pendidikan

ALQURAN BUKAN SEKEDAR BACAAN

|Oleh: Yuliana Marfuah, S. Pd.

 

Ketika bulan Ramadhan tiba, masjid-masjid akan diramaikan dengan lantunan ayat suci Alquran. Baik itu di kota maupun di desa. Lantunan ayat suci Alquran senantiasa dilantunkan ketika shalat tarawih telah usai. Hal inilah yang biasanya menjadi momentum dirindukan pada bulan Ramadhan, karena momentum ini tidak akan ditemukan pada bulan yang lain.

Selain itu, program-program di televisi banyak juga yang mengangkat tema islami. Perlombaan hafalan ayat suci, syiar Islam, musik Islami dan lainnya. Semua mendadak menjadi religius pada bulan Ramadhan. Bukan suatu hal yang aneh, ini terjadi dari tahun ke tahun.

Berbicara tentang Alquran, berbicara juga tentang pedoman hidup manusia. Karena di dalam Alquran terdapat sumber hukum yang mampu memecahkan problematika manusia. Baik itu individu, masyarakat, maupun negara. Allah berfirman, “Tidaklah mungkin Alquran ini dibuat oleh selain Allah, akan tetapi (Alquran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.” (TQS. Yunus : 37).

Dalam ayat tersebut, sungguh telah jelas bahwa Alquran adalah sumber hukum yang berasal dari Tuhan semesta alam, yakni Allah Subhanahu wata’ala. Menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkan Allah guna menyelesaikan masalah yang terjadi pada manusia.

Jika hidup adalah perjalanan, Alquran ibarat sebuah peta. Menunjukkan jalan mana yang harus dilalui, mana juga yang tidak boleh dilalui. Sebuah peta, tidak mungkin hanya sekadar dibaca. Tapi seseorang perlu juga mengambil tindakan sesuai yang diarahkan di dalam peta tersebut. Tentunya sesuai dengan tujuan yang akan dituju juga.

Apabila peta sekadar dibaca, maka tentunya seseorang hanya berdiam diri, tidak melakukan aksi, bahkan hanya cenderung acuh tak tahu arah mana yang akan dituju. Begitu juga jika Alquran hanya dibaca, tanpa diamalkan di dalam kehidupan sehari-hari, hanya akan menjadi falsafah khayali semata.

Sebagai contoh, Allah memerintahkan untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Allah berfirman, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’.” (TQS. Al Baqarah: 43).

Perintah lainnya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (TQS. Al Isra: 32).

“Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (TQS. Al Maidah: 38).

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (TQS. Al Baqarah: 208).

Masih banyak ayat dalam Alquran yang berisi perintah dan larangan. Perintah dan larangan tersebut harus dilaksanakan, bukan sekadar dibaca. Oleh karena itu, Alquran bukan sekadar bacaan, tapi Alquran adalah sumber hukum yang terpercaya yang harus diamalkan dalam seluruh aspek kehidupan. Penerapan ini akan terlaksana jika terdapat institusi, yakni Khilafah Islam. Semoga umat Islam segera merasakan indahnya hidup dalam naungan syariah, sehingga tidak hanya menjadikan Alquran sebagai bacaan, tapi menjadi pemecah segala permasalahan.

Wallahu a’lam.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

19 − fourteen =