Connect with us

Majelis Taqorrub

Perlawanan Terhadap Dakwah #2

Oleh : Sri Rahayu

Usai pertemuan itu, para pembesar Quraisy tertawa lepas. Mereka telah menemukan cara jitu memberangus dakwah Rasul. Mereka yakin dengan cara ini semua pengikut Rasul bakal balik kanan jalan kembali menuju ajaran nenek moyang. Penyiksaan fisik ternyata tak mampu menghentikan mereka meyakini aqidah Islam. Pasti dengan propaganda, semua selesai, pikir mereka.

Setelah melewati diskusi panjang dan mendalam mereka memutuskan, Muhammad diberi sebutan tukang sihir. Bukan sembarang tukang sihir. Bukan pula tukang sihir yang dengan mantera dan buhul-buhul membuat orang lupa. Perkataan Nabi mereka fitnah sebagai sumber malapetaka. Ucapan Nabi mereka propagandakan mengandung sihir yang memecah belah manusia. Dan tak berkontribusi positif bagi penduduk Mekah. Bahkan merusak ajaran leluhur mereka. Maka harus diberangus sampai akar-akarnya. Begitulah jalan pikiran kafir Quraisy. Bahkan akan memecah belah masyarakat diluar Mekah jika Nabi terus meluaskan dakwahnya. Begitulah mereka menakut-nakuti manusia. Siapapun yang datang ke Mekah dilarang mendengarkan dakwah Nabi yang mulia.
Demikianlah berita hoaks dan propaganda dusta terus mereka gulirkan. Memprovokasi siapapun agar tak mendengarkan ucapan Nabi Muhammad Saw.

Pada musim haji, banyak orang berdatangan dari berbagai penjuru negeri. Mereka menyebar dan menjalankan keputusan rapat yang dilakukan di rumah Walid bin Mughirah. Mereka mulai beraksi menebar api fitnah. Jangan sampai ada yang mau mendengar ucapan Rasul yang mereka fitnah penuh dengan sihir. Ungkapan-ungkapannya bisa menarik perhatian dan kemudian menyihir siapapun yang mendengarkannya. Sihirnya mampu memisahkan anak bapak ibu kakak dari keluarganya. Namun sayang, seribu kali sayang. Propaganda kafir Quraisy tak mempan. Kembali mereka terpuruk dalam jurang kekecewaan terdalam. Upayanya tak membawa hasil sedikitpun.

Semangat mereka tak patah arang dan berupaya menemui Nadhir bin al Harits. Mereka memprovokasi agar Nadhir bin al Harits memusuhi Muhammad. Upaya mereka berhasil. Dan tekadnya bulat memusuhi Muhammad dan kutlah dakwahnya.

Maka setiap kali Muhammad menyampaikan dakwahnya kepada manusia, maka Nadhir segera membuat forum di dekat Nabi. Dan menyampaikan dongeng-dongeng kisah Persia dan agamanya. Tujuannya adalah untuk mengacaukan dakwah Nabi yang mulia. Dia mengatakan, “dengan apa Muhammad menceritakan sesuatu yang lebih baik dari kisahku. Adakah dia pernah mendengar kisah dongeng orang terdahulu seperti yang kubaca ini?”

Kafir Quraisy pun mengambil kisah-kisah ini dan menyebarkan di segenap masyarakat. Jadilah pemikiran fasad yang mereka gaungkan berhadap-hadapan dengan pemikiran cemerlang yang dibawa Nabi. Sudah menjadi sunnatullah pemikiran fasad tak mampu bahkan jatuh tersungkur kala berhadapan dengan kebenaran Islam. Demikianlah propaganda mereka gagal.

Mereka tetap tak menyerah. Ibarat orang kalah, mereka serabutan berpegang pada apa saja demi membela kebathilan. Langkah mereka lebih berani lagi. Mereka menuduh apa yang di ajarkan Nabi bukan dari Allah. Muhammad dituduh belajar dari pemuda nashrani bernama Jabir. Sungguh ketika mereka menentang Rasul, pada dasarnya mereka nenantang Allah SWT. Berkaitan dengan propaganda mereka, Allahpun memberi jawaban langsung. Turunlah QS. An Nahl : 103

وَلَقَدْ نَعْلَمُ أَنَّهُمْ يَقُولُونَ إِنَّمَا يُعَلِّمُهُ بَشَرٌ ۗ لِسَانُ الَّذِي يُلْحِدُونَ إِلَيْهِ أَعْجَمِيٌّ وَهَٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُبِينٌ

“Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya Al-Qur’an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” Bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa Muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al-Qur’an) adalah dalam bahasa Arab yang jelas.”

Dengan turun ayat tersebut, terbungkamlah tuduhan mereka. Hati mereka kian panas tersulut api kebencian. Bahkan mereka dihidupkan dengan kebencian yang sangat. Hingga mereka bukannya berhenti. Justru semakin berani menantang Allah.

Pergumulan dan benturan antara yang haq dan batil kian keras. Sebagai manusia biasa sebenarnya cukup membuat sadar dan membuang jauh-jauh agama berhala. Tetapi mengingat ketakutannya kehilangan pengaruh, kedudukan dan kekuasaan membuat mereka menutup diri rapat-rapat dari petunjukNya.

Mereka terus memonsterisasi ajaran Islam. Agar penduduk Jazirah Arab berpaling dari dakwah kutlah Rasulullah Saw. Dan tetap setia dengan ajaran nenek moyang nan jahiliyah. Wallahu ‘alam bishawab.[]

Bersambung disarapan esok pagi..

11/04/2019