Connect with us

Politik

Iman dan Khilafah

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

Iman adalah dasar amal, tanpa iman tak mungkin ada amal. Iman adalah kepercayaan atau keyakinan yang kuat pada sesuatu yang diimani, berdasarkan ikatan yang kokoh.

Iman juga bisa didefinisikan sebagai pembenaran secara pasti yang bersumber dari dalil, baik aqli maupun naqli. Iman adalah dasar amal, tanpa iman tak ada amal.

Seorang muslim menjalankan ibadah puasa, menahan lapar, dahaga dan kehendaknya pada pasangannya, karena iman bahwa puasa diwajibkan Allah SWT, ada pahala bagi yang mengerjakan, ada dosa bagi yang meninggalkannya. Tak ada orang yang berpuasa, jika tanpa iman. Kalaupun ada, maka tidak bernilai puasanya.

Orang yang menentang Khilafah, tak mau beramal, berjuang untuk menegakkan syariat Islam, menegakkan khilafah, karena tidak iman. Bagaimana mungkin, ada yang mau beramal, berjuang dan berkorban untuk Khilafah, kalau tidak iman pada kewajiban Khilafah ?

Orang yang berjuang untuk Khilafah, percaya bahwa Khilafah akan kembali tegak dimuka bumi, adalah orang yang beriman kepada al Qur’an dan Nabi Muhammad Saw. Sebab, kabar umat Islam, orang yang beriman akan diberikan kekuasaan (Khilafah) dimuka bumi, sebagaimana orang-orang beriman terdahulu (Kekhilafahan Islam sebelumnya), berasal dari Al Qur’an. Kabar bahwa Khilafah ala minhajin nunuwah akan kembali tegak dimuka bumi, berasal dari lisan Nabi Muhammad Saw.

Bagi orang yang tidak iman kepada al Qur’an dan seluruh isinya, yang tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw dan seluruh perkataannya, maka tidak mungkin beramal untuk Khilafah. Bagaimana mungkin dia berjuang untuk Khilafah, sementara dia tidak beriman kepada al Qur’an yang mewajibkan Khilafah ? Bagaimana mungkin dia berjuang untuk Khilafah, sementara dia tidak beriman kepada Nabi Muhammad Saw yang mengabarkan Khilafah ?

Sama saja, orang yang tidak berpuasa adalah orang yang tidak iman kepada Al Qur’an dan Nabi Muhammad Saw. Bagaimana mungkin dia berpuasa, sementara al Qur’an yang memerintahkan berpuasa tidak diimani ? Bagaimana mungkin dia berpuasa, sementara al perkataan nabi Muhammad Saw yang memerintahkan berpuasa tidak diimani ?

Pada hakekatnya, perjuangan menegakkan Khilafah itu adalah perjuangan yang berdasarkan iman, sama dengan amal berpuasa yang dasarnya iman. Tak mungkin seseorang berjuang untuk Khilafah, kalau dia tidak iman, tidak yakin, Khilafah adalagi kewajiban, Khilafah adalah solusi paripurna, Khilafah adalah kewajiban yang menjadi paket untuk menegakkan syariat Islam.

Sama saja, orang yang berjuang untuk demokrasi, berkorban untuk demokrasi, adalah orang yang ‘iman’ pada demokrasi. Lihatlah, mereka berlomba-lomba dan berkorban demi demokrasi, bahkan menjadi gila karena demokrasi. Menjadi caleg, rela berkorban jual tanah dan kendaraan untuk nyaleg, menjadi gagal dan gila, itu karena iman kepada demokrasi.

Orang yang mau berdemo, demi capres ini dan itu, demi pemilu ini dan itu, lalu mati saat demo, sejatinya karena beriman kepada demokrasi.

Dahulu, ada yang berjuang untuk Prabowo, berkorban harta benda, hingga korban nyawa untuk perubahan dalam demokrasi melalui pilpres, karena ‘iman’ bahwa pergantian presiden dalam demokrasi akan memberikan perubahan bagi keadilan dan kemakmuran rakyat. Tersihir oleh kampanye ‘adil makmur’ yang dihadirkan dalam etalase demokrasi.

Jadi, orang yang tak mau terlibat dalam pemilu, apalagi berjuang dan berkorban untuk demokrasi, itu karena mereka tidak iman kepada demokrasi. Percuma, ditawarkan narasi ‘kalau tidak ikut milih, maka kekuasaan akan dikendalikan oleh orang zalim’.

Mereka tidak iman kepada Demokrasi, karena sadar demokrasi sistem kufur. Demokrasi utopia, karena kedaulatan rakyat itu tak pernah ada, yang ada kedaulatan kapital.

Adapun perjuangan penegakkan Khilafah, adalah perjuangan yang hanya dijalankan oleh orang-orang yang iman bahwa kebangkitan umat ini hanya dengan Islam, bukan dengan demokrasi. Umat Islam yang yakin Demokrasi barat hanyalah alat penjajahan, tak mungkin mengambil demokrasi, melainkan akan teguh dengan perjuangan Khilafah.

Lantas, bagaimana agar kita beriman kepada al Qur’an dan Nabi Muhammad Saw, lalu konsisten berjuang menegakkan Khilafah ?

Cukup iman dan amalkan. Tak perlu tengok kanan kiri, mereka yang tidak mau bahkan menentang Khilafah sejatinya memang tak beriman pada kewajiban Khilafah dan janji Nabi Muhammad Saw akan kembalinya Khilafah ala Minhajin Nubuwah. [].

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

16 + 4 =