Merupakan suatu kebahagiaan bagi seorang Muslim ketika Allah membimbingnya berhijrah dari kegelapan menuju cahaya Islam, menapaki hari dengan kataatan.
Namun menempuh jalan taat bukanlah perkara yang mudah. Akan banyak rintangan menghadang. Semua itu karena Allah ingin menguji seberapa kuat ketaatan hambaNya.
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan,”Kami telah beriman”, sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” [Surah Al-Ankabut : 2-3].
Melaksanakan ketaatan, memilih dan menetapi kebenaran adalah perkara yang tidak ringan karena pada umumnya dibenci oleh hawa nafsu. Oleh karena itu, butuh kesabaran dalam menjalani ketaatan kepada Allah. Tak jarang orang yang telah taat kemudian kembali kepada maksiat hanya karna kurang sabar dalam menghadapi ujian yang Allah berikan.
Meskipun berat menjalani ketaatan, namun haruslah tetap dilakukan agar kita termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung.
Allah Taala berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200).
Ujian bisa datang dari lingkungan, keluarga, kondisi ekonomi, dan lain sebagainya. Mungkin yang akan kita hadapi adalah banyaknya hujatan yang ditujukan kepada kita yang sedang belajar untuk taat secara total kepada aturan Allah, karena menjaga ketaatan dalam kondisi lingkungan sekuler adalah hal yang asing. Tapi berbanggalah kita dipilih Allah untuk menjadi orang-orang terasing. “Islam datang dalam keadaan yang asing, akan kembali pula dalam keadaan asing. Sungguh beruntungnlah orang yang asing.” (HR. Muslim no. 145).
Ada pula yang diuji dengan ekonomi keluarga yang merosot karena baru meninggalkan riba dan cara-cara yang tidak diberkahi Allah.
Maka apapun ujian yang Allah berikan, bersabarlah dengan ketaatan yang telah kita pilih.
Ingatlah perjuangan Rasulullah dan para sahabat dalam mendakwahkan Islam, semata-mata karna ketaatannya kepada Allah. Rasulullah adalah suri tauladan terbaik dalam bersikap sabar, tabah, dan beliau adalah pemimpin dari orang-orang yang bersabar dan bersyukur. Beliau tetap sabar meskipun menghadapi berbagai macam tekanan dari orang-orang jahiliyah yang pada saat itu menolak dakwahnya. Juga dengan kesabaran para sahabat ketika ditekan untuk kembali kepada agama nenek moyang dan meninggalkan agama yang mulia ini. Tapi mereka memilih untuk bersabar demi mempertahan kemuliaan Islam, hingga akhirnya Islam bisa sampai kepada kita.
Teruslah melangkah di bawah cahaya Islam dan ingatlah sabda Rasulullah,
“Sesungguhnya tidaklah Engkau meninggalkan sesuatu karena ketakwaan kepada Allah Ta’ala, kecuali Allah pasti akan memberikan sesuatu (sebagai pengganti) yang lebih baik darinya.” (HR. Ahmad no. 20739.)
Semoga kita tetap istiqomah dalam kesabaran seperti Rasulullah dan para sahabat dalam menjalani ketaatan.
Wallahua’lam