Connect with us

Majelis Taqorrub

Kekuatan Dakwah Rasul

Oleh : Sri Rahayu

Benturan dakwah kian dahsyat. Perlawanan kafir Quraisy terhadap dakwah kian menguat.

Rasulullah Saw mengawali dakwahnya seorang diri. Kemudian bergabung orang orang terdekat Rasul. Kian hari, kian bertambah pengikutnya.

Beliau tidak takut sedikitpun dengan resiko dakwah yang akan ditemuinya. Beliau menyampaikan dakwah secara terang-terangan, dengan bahasa lugas dan jelas. Tak takut pada orang-orang yang mencela.

Beliau berdakwah dengan mengajak mengesakan Allah. Menyembah Allah. Meninggalkan berhala. Melepaskan diri dari sistem rusak dan merusak yang selama ini mereka junjung tinggi.

Dakwah Rasul berbenturan secara frontal dengan kafir Quraisy. Rasul terang-terangan merendahkan mimpi dan khayalan mereka. Merendahkan praktek-praktek hidup mereka. Dan mengajak masyarakat Quraisy meninggalkannya.

Al Quran turun kepada Rasul, isinya merendahkan dan menyerang pemikiran dan cara hidup mereka yang menyembah berhala. Sebagaimana QS . Al Anbiya’ [21] : 98

إِنَّكُمْ وَمَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَصَبُ جَهَنَّمَ أَنْتُمْ لَهَا وَارِدُونَ

“Sungguh, kamu (orang kafir) dan apa yang kamu sembah selain Allah adalah bahan bakar Jahanam. Kamu (pasti) masuk ke dalamnya.”

Seruan ini sangat menohok keyakinan mereka. Mereka marah, benci memerangi dan menyerang balik dakwah Rasul.

Di lain waktu Al Quran turun kepada Rasulullah Saw, isinya mengecam keras praktek riba yang sangat mereka lakukan. Sebagaimana QS Ar-Rum [30] : 39

وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِيَرْبُوَ فِي أَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُو عِنْدَ اللَّهِ ۖ وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ زَكَاةٍ تُرِيدُونَ وَجْهَ اللَّهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُضْعِفُونَ

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar harta manusia bertambah, maka tidak bertambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk memperoleh keridaan Allah, maka itulah orang-orang yang melipatgandakan (pahalanya).”

Terhadap praktek curang dalam timbangan, Allah SWT menurunkan QS. Al-Muthaffifin [83] : 1-3

وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ

الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ

وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

“Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!” (1)

“(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan,” (2)

“dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.” (3)

Orang yang ikhlas mencari petunjuk, hidayah akan menyadari sesatnya jalan. Beralih pada tertunjuki keimanan. Namun tidak demikian dengan kafir Quraisy. Mereka malah mengambil sikap menentang dan mati-matian menyerang dakwah. Seruan tak membuat mereka sadar dan insyaf. Tetapi makin kuat akar kekufuran tertancap dalam benaknya.

Akibatnya mereka melakukan perlawanan. Mereka menggunakan segala cara untuk memberangus dakwah Nabi. Karena kekufuran tak dapat menerima keimanan.

Pernah mereka berusaha untuk kompromi kepada Nabi. “Bolehlah aku menyembah Tuhanmu. Tetapi esok hari aku juga menyembah tuhanku.” Pinta mereka pada Rasul sembari menawarkan harta, tahta dan wanita. Dengan tegas Rasul menolak. Tak mungkin keimanan bercampur dengan kekufuran.

Akibatnya kian kuat tekad mereka melawan kutlah dakwah Rasul.

Dakwah pemikiran yang ditanamkan pada Rasul, memang tak mudah diemban. Terus sabar istiqomah menyeru kebenaran. Tak takut siksaan, celaan fitnah, bahkan kemudian kutlah Rasul mereka boikot. Sampai titik puncaknya mereka hendak membunuh Rasul!

Demikianlah tantangan dakwah Rasul. Menghadapi kesulitan dan kesempitan. Tetapi permusuhan ini tak sedikitpun menyurutkan langkah dakwah. Rasul terus membina para sahabat dalam pembinaan intensif. Dan terus menyampaikan dakwah pemikiran Islam secara terang-terangan. Rasul tak sedikitpun mengubah metode dakwahnya.

Kutlah dakwah melakukan aktifitas politik Islam. Beliau mendakwahkan pemikiran Islam. Dan Rasul memimpin kutlah ini tetap dalam sikap sabar walau dalam caci maki, propaganda, monsterisasi ajaran Islam, penyiksaan, pemboikotan hingga rencana pembunuhan telah mereka persiapkan.

Mereka jumud beku tak bisa menerima kebenaran Islam. Mereka tetap senang hidup dalam kegelapan malam. Dan tak mau berjumpa dengan matahari esok pagi.

Bagaimana langkah dakwah kutlah Rasulullah Saw berikutnya?

InsyaAllah sarapan esok pagi kita lanjutkan. Keep hamasah ✊😊✊

Padang, 14/04/2019