Majelis Taqorrub
Abu Ayyub Al Anshori, Jihadis Sejati
Oleh: Zulia Ilmawati, PSi. dalam Napak Tilas Perjuangan Rasulullah
Abu Ayub Al-Anshori adalah sahabat Nabi yang setidaknya memiliki 2 keistimewaan.
Pertama, semangat jihad yang luar biasa akan kita temukan pada sosok Abu Ayub Al-Anshori.
Abu Ayub mengamalkan apa yang Allah SWT sampaikan dalam Surat Ashaff ayat 10 – 13 :
“Wahai orang-orang yang beriman, maukah Aku tunjukkan kepada kalian perdagangan yang menyelamatkan kalian dari adzab yang pedih di akhirat? Perdagangan itu adalah kalian beriman kepada Allah, beriman kepada Rasul-Nya dan kalian berjihad untuk membela Islam dengan harta kalian dan jiwa kalian. Keimanan dan jihad itu adalah lebih baik bagi kalian, jika kalian benar-benar menyadari beratnya adzab akhirat. Allah akan mengampuni semua dosa kalian. Allah memasukkan kalian ke dalam surga-surga. Surga-surga itu di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah memasukkan kalian ke tempat tinggal yang indah dalam surga ‘Adn. Itu semua adalah kemenangan yang besar. Hal lain yang kalian inginkan adalah pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat. Wahai Muhammad, berilah kabar gembira kepada orang-orang mukmin.“ (Q.S. Ash-Shaff : 10-13).
Jihad di jalan Allah adalah jalan utama bagi tegaknya Islam. Jihad juga martabat tertinggi dalam Islam. Sebagaimana Nabi bersabda:
“Pokok urusan ini adalah Islam, siapa yang masuk Islam pasti ia selamat, tiangnya adalah shalat dan puncaknya adalah jihad yang tidak dapat diraih kecuali orang yang paling utama diantara mereka.” (H.R. Ath-Thabrani).
Keistimewaan kedua Abu Ayub adalah kecintaannya pada Rasulullah SAW. Saat Rasulullah hijrah dari Makkah ke Madinah, sesampai di Madinah banyak sekali orang yang ingin rumahnya ditinggali Rasul. Maka, dengan bijak Rasul mengatakan ditempat dimana onta yang dinaiki beliau berhenti, disitulah aku akan tinggal. Dan ontapun berhenti di depan rumah Abu Ayub Al-Anshori.
Dalam riwayat, Rasulullah diminta untuk tinggal di lantai atas. Tapi beliau tidak mau, tetap ingin tinggal di lantai bawah. Dalam pikiran Abu Ayub orang yang begitu dimuliakan kok tidur di lantai bawah. Maka, Abu Ayubpun memilih tidur disisi yang tidak persis di atas dimana Rasullullah tidur. Begitu rupa penghormatan Abu Ayub kepada Rasullullah SAW. Maka, sangat mengherankan jika hari ini ada yang menghina Rasululah SAW.
Semoga kita senantiasa tergerak dan terinspirasi dari kisah sosok Abu Ayub Al-Anshori. Untuk semangat berjihad di jalan Allah dan memuliakan Rasulullah.
Berjihad dengan harta dan jiwa kita, dan memuliakan Nabi dengan mengikuti semua yang Rasulullah sampaikan dan lakukan untuk tegaknya kalimah Allah di muka bumi ini. Aamiin.
Istanbul hari pertama, 29 Maret 2019