Connect with us

Majelis Taqorrub

Ramadhan dan Totalitas Ketakwaan

KH. Mumuh Muhyiddin
Khadim Ponpes An-Nuur Al-Islami
Pamijahan Bogor

Alhamdulillah, bersyukur kita sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, semoga ALLAH SWT senantiasa melimpahkan rahmat, berkah dan ampunanNya.
Alhamdulillah, pandemi mulai mereda, semoga Allah segera angkat wabah ini dan mengganti dengan keberkahan, sehingga kita bisa mengisi Ramadhan dengan penuh ketakwaan dan kekhusyuan.

Namun kita masih menghadapi wabah lainnya, yang tak kalah bahayanya, yaitu wabah kesyirikan. Dengan dalih mempertahankan kearifan lokal, kesyirikan dihidupkan kembali, bahkan difasilitasi oleh negara. Tidak sadarkah, bahwa tindakan ini bisa mendatangkan murka Allah SWT?

Umat Islam juga sedang menghadapi wabah moderasi beragama, yang tak lain moderasi Islam. Inilah bencana nyata bagi muslim. Kita tidak boleh ber-Islam dengan cara Islam, tapi dengan cara orang kafir agar kita bisa menerima paham-paham kufur dan meninggalkan ajaran Islam. Akibatnya, lahirlah sinkretisme agama dalam balutan istilah Islam Nusantara. Muncullah toleransi agama yang kebablasan seperti ritual doa bersama lintas agama, shalawatan di gereja, nikah beda agama, termasuk marak penistaan Islam. Lihatlah! ada pendeta Kristen yang dengan lancang meminta kaum Muslim untuk menghapus 300 ayat al-Quran, menantang pembuktian kehebatan Nabi Muhammad SAW, dll.
Terkini wabah kezaliman. Minyak goreng mahal, harga sembako merangkak naik. Semua karena penguasa tidak amanah. Mereka bersekutu dengan para pengusaha. Rakyat yang menderita. Umat Islam dimusuhi, dicap radikal, dan syariahnya ditelantarkan.

Berbagai wabah itu terjadi karena kita masih jauh dari ketaqwaan, walau puasa Ramadhan telah puluhan kali kita laksanakan dengan tujuan taqwa. Di dalam al-Quran sendiri banyak ayat yang diakhiri dengan frasa; la’allakum tattaqûn (agar kalian bertakwa), diantaranya : “Hai manusia, beribadahlah kalian kepada Tuhan kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa” (QS al-Baqarah : 21). “Sungguh, inilah jalan-Ku yang lurus (Islam). Karena itu ikutilah jalan itu dan jangan kalian mengikuti jalan-jalan lain hingga kalian tercerai-berai dari jalan-Nya. Yang demikian Allah perintahkan agar kalian bertaqwa” (QS al-Anam : 153).

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, jelas bahwa tak cukup dengan puasa orang bisa meraih taqwa. Melaksanakan seluruh perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, itulah yang bisa mengantarkan diri kita benar-benar meraih takwa yang hakiki. Dengan kata lain, taqwa hanya bisa diraih dengan pengamalan dan penerapan al-Quran secara total. Mari, jadikan Ramadhan ini sebagai momentum mewujudkan ketaqwaan hakiki.

Wallahu’alam