Connect with us

Politik

Membangun Kemandirian Negara

Oleh : Rindyanti Septiana S.Hi
(Pegiat Literasi Islam & Jurnalis Muslimah Medan)

 

Potensi yang dimiliki oleh Indonesia Asahan Aluminium (Persero) ( Inalum) sebagai etintas holding industri pertambangan di Indonesia, tentunya sangat diminati oleh pihak asing. Dengan diupayakannya mencari mitra strategis bagi Inalum, hal tersebut disambut baik oleh China.
Direktur Utama Inalum Budi G.Sadikin mengunjungi produsen bahan baku baterai kendaraan listrik di dunia Zhejiang Huayou Cobalt Company Lt. Huayou adalah calon mitra strategis dalam produksi bahan baku baterai kendaraan listrik. Dinyatakan bahwa kunjungan tersebut sesuai dengan rencana strategis Inalum dan dapat membantu mempercepat terealisasinya hilirisasi tambang untuk kesejahteraan masyarakat. Jum’at (17/5), dikutip dari ekonomi.bisnis.com.

Adapun, Huayou berencana untuk membangun smelter nikel di dalam negei untuk memenuhi permintaan industri bateri dengan nilai US$1,83 miliar. Lalu yang menjadi pertanyaan, apakah benar demikian, kerjasama strategis Inalum dengan China akan menyejahterakan rakyat?

Hendri Saparini, Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economic (CORE) menyatakan, karena pemerintah tidak memiliki strategi, pemerintah hanya sekadar berpikir mendorong investasi. Jadi membuka selebar-lebarnya akses dan seolah-oleh ada pertumbuhan ekonomi, tetapi tidak mengerti arahnya kemana. Faktanya, menurut Hendri, pemerintah acap kali terlanjur membuka akses asing di sejumlah bidang usaha dan baru di kemudian hari menyadari ada permasalahan.

Tercatat di sektor pertambangan migas sekitar 70 persen dikuasai pihak asing, pertambagan tembaga dan emas sekitar 85 persen dikuasai asing. Lantas dimanakah letak untuk menyejahterakan rakyat?
Sementara Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Sri Edi Swasoni menyatakan bahwa kedaulatan Indonesia tidak untuk dijual. Indonesia sendiri tidak untuk dijual. Penyebab itu semua, tidak saja karena paham neoliberal yang dianut tetapi para pemimpin yang selalu menganggungkan investor, dikutip dari moner.kompas.com, (7/11/13).

Indonesia membutuhkan pemimpin dan sistem pemerintahan yang kuat serta ekonomi yang mandiri. Jika negeri ini bersungguh-sungguh ingin bergerak bangkit menuju Negara mandiri, kuat, terdepan bahkan memimpin bangsa-bangsa lain di dunia, sangatlah mungkin. Caranya bangsa ini harus memiliki dan mengemban ideologi. Keberadaan ideologi pada suatu negara akan memberikan pemecahan bagi persoalan di segala aspek. Ideologi tersebut haruslah yang benar, datang dari yang Maha Benar, bukan dari kecerdasan akal manusia, tidak lain hanyalah Islam.

Karena Islam ialah ideologi yang benar menghasilkan kekuatan militer yang tangguh dan disegani dunia, kekuatan ekonomi yang menyilaukan dunia dan kekuatan politik yang menjadi poros dunia. Sejarah mencatat kejayaan peradaban Islam tidak pernah terjadi dengan absennya syariat Islam. Dunia pun mengakui kemampuan peradaban Islam dalam memimpin dunia.

***