

Majelis Taqorrub
Dia Akan Datang Lagi Bersama Khilafah
Banyak yang menangis melepasmu pergi tapi tak sedikit juga merasa lega melewati perjuangan berpuasa menahan lapar dan dahaga, khususnya anak2, berakhirnya Ramadan sungguh sangat dinanti. Karena telah melewati sebulan penuh tertatih2 dalam pendidikan Ramadan.
Masih ingin menyempurnakan tarawih malam ini umi, masih ingin menjadi imam, masih ingin menuntaskan tilawah semoga maghfirah kita dapatkan dan ibadah kita diterima. Begitu harapmu di malam terkahir Ramadan.
Nak, umi beritahu ketika Rasululah saw melepaskan Ramadan pergi, beliau bersabda,
“Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Muhammad SAW.”
Rasulullah ditanya, “Musibah apakah itu ya Rasulullah? Nabi SAW menjawab, “Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan itu semua doa diijabah, semua sedekah diterima, semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan siksa ditolak (dihentikan).” (Diriwayatkan dari Jabir).
Inilah yang menjadi alasan bagi kita untuk menangis, kita tidak akan menemukan berlimpahnya ganjaran dan keberkahan seperti bulan Ramadan. Ramadan memang menjanjikan banyak hal, menjanjikan surga yang kita lewati melalui pintu Rayyan.
Setelah Ramadan kitapun akan mengawali masa2 yang penuh intrik, musibah demi musibah, penuh fitnah kezaliman, ketidakadilan, syahwat kekuasaan dll karena manusia sudah tidak lagi menahan diri. Tidak ada lagi yang berkata, ” Jangan curang ini Ramadan, jangan zalim ini Ramadan, hentikan kerusuhan ini semua menahan diri, semua bersabar. Jangan korup, ini Ramadan.”
Inilah rahasia sabda Rasulullah yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Sekiranya umatku ini mengetahui apa-apa (kebaikan) di dalam bulan Ramadhan, niscaya mereka menginginkan agar tahun semuanya itu menjadi Ramadhan.”
Namun manusia itu pelupa Nak, punya sifat lalai dan malas juga, sebegitu Ramadan memberikan rahmat, berkah dan maghfirah dengan mudah masih ogah2an menapaki satu demi satu amalan di dalamnya. Untuk medsos dia bisa berlama2 tapi untuk tilawahnya sebentar. Untuk dunia di bisa menghabiskan separo harinya tapi untuk shalat hanya beberapa menit. Untuk kuota internetnya dia tak pernah lupa, tapi untuk infak seingatnya saja. Untuk tugas2 kampusnya bisa begadang sampai tengah malam tanpa ngantuk tapi untuk i’tikaf mendadak alasan capek dan kurang tidur. Itulah manusia yang penyesalan terasa saat Ramadan berlalu tak terasa.
Mari kita berdoa dan bermunajat dengan doa perpisahan bulan Ramadhan seperti yang diungkapkan oleh Imam Zainal Abidin al-Sajjad cicit Rasulullah SAW yaitu, “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa kami saat ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidup. Sekiranya Engakau jadikan puasa ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidupku, maka jadikanlah sebagai puasa yang dirahmati, dan janganlah Engkau jadikan sebagai puasa yang hampa (ditolak). Amin ya rabbal Alamin.
Mau tidak mau kita harus rela melepaskan Ramadan pergi, biarkan dia datang lagi menemui kita dalam kondisi yang sama antara satu Ramadan dengan Ramadan berikutnya jangan pernah bermaksiat. Bahkan kita temui Ramadan berikutnya dengan kondisi ketakwaan yang lebih baik di saat janji Allah tegaknya khilafah hadir di tengah2 kaum muslimin, sehingga Ramadan tahun depan kita bersama khilafah.
Berikut ini salam perpisahan Zainal Abidin Al-Sajjad cicit Nabi Muhammad SAW setiap kali Ramdahan akan berpisah dengannya:
“Wahai Bulan Allah yang agung. Wahai hari raya kekasih Tuhan. Asalamu alaika, wahai waktu-waktu yang menyertai kami dengan penuh kemuliaan. Wahai bulan, detik, jam dan hari-hari kebaikan. Assalamu alaika, wahai bulan yang ketika harapan didekat kan dan amal dihamparkan.”
“Salam bagimu wahai Ramadhan, shahabat yang datang membawa kebahagian dan kepergiannya meninggalkan kepedihan. Salam bagimu wahai teman, yang membuat hati menjadi lembut dan dosa berguguran.”
“Salam bagimu wahai bulan penolong yang membantu kami melawan setan dan memudahkan menapak jalan kebaikan. Assalamu alaika ya Ramadhan. Betapa panjangnya Engkau bagi para pendurhaka. Betapa mulianya Engkau bagi hati orang-orang yang yakin. Salam bagimu wahai Ramadhan, Engkau datang pada kami membawa keberkahan dan membersihkan kami dari kesalahan.”
“Salam bagimu wahai Ramadhan, yang dirindukan sebelum kedatangannya dan disedihkan sebelum kepergiannya. Salam bagimu wahai Ramadhan karenamu betapa banyaknya kejelekan dipalingkan dari kami. Karena engkau betapa banyak kebaikan dilimpahkan pada kami.”
Wallaahu a’lam bishshowab[]