Politik
Solusi Untuk Indonesia Lepas Dari Cengkeraman China dan Amerika
Oleh : Agung Wisnuwardana
![](https://bogoraya.id/wp-content/uploads/2019/04/IMG-20190424-WA0034.jpg)
Kalangan reformis Cina di bawah kepemimpinan Deng Xiaoping, semenjak tahun 1979 melakukan reformasi ekonomi. Cina membuka diri terhadap perdagangan luar negeri, investasi asing dan pasar bebas.
Akhirnya tak terelakkan lagi Cina masuk dalam pusaran ekonomi neoliberalisme seperti yang berlaku di Inggris, AS dan belahan dunia lainnya. Ekonomi neoliberalisme Cina dikemas dalam pengelolaan politik yang otoritarian sentralistis. Ini yang sedikit membedakan pola kapitalisme neoliberal di Cina dengan di Barat.
Reformasi ekonomi Cina ini akhirnya membuahkan hasil dengan tingkat pertumbuhan tercepat di dunia, dengan rata-rata GDP hingga tahun 2008 sebesar 10%. Kondisi ini juga mempengaruhi kawasan Timur Asia (termasuk Asia Tenggara) sebagai pusat gravitasi perekonomian global.
Cina berani investasi besar-besaran pada aspek infrastruktur untuk membangun proyek ambisius One Belt One Road (OBOR) atau saat ini disebut Belt and Road Initiative (BRI). Indonesia menjadi salah satu jalur strategis yang akan dilalui.
Cina dengan semangat neoliberalisme nya akan terus opensif melakukan investasi ke Indonesia.
Bagaimana dengan Amerika Serikat? Amerika Serikat tetap menjadi kekuatan hegemoni dunia, walau untuk aspek ekonomi terutama di kawasan Asia Timur, dia mungkin akan berbagi peran dan menjalin kerjasama dengan Cina. Hal ini AS lakukan agar bisa berfokus dulu menyelesaikan krisis di negaranya.
Atau mungkin AS akan benar-benar serius perang dagang dengan Cina dan salah satu medan tempurnya adalah Indonesia.
Oleh karena itu, bila rezim di Indonesia masih menggunakan sistem kapitalisme neoliberal maka dapat dipastikan akan membuka pintu lebar-lebar untuk investasi Cina.
Kalo Indonesia terus memakai “kaca mata kuda” kapitalisme neoliberal dan seperti tidak ada alternatif lain, maka Indonesia akan terus berkubang dalam perlambatan ekonomi dan tak kan pernah maju serta terus dalam kegelapan.
Indonesia adalah negeri yang kaya sumber daya alam dan posisinya sangat strategis dalam jalur perdagangan dunia. Inilah yang menyebabkan Indonesia cantik untuk diperebutkan berbagai kalangan.
Wahai negeriku Indonesia, bukalah kaca mata kudamu…., maka engkau akan temukan alternatif lain yang akan mendatangkan “cahaya” dalam kegelapan.
Dalam kondisi seperti ini, Indonesia harus berani menggulirkan alternatif baru untuk menata negara. Ada beberapa alternatif yang penting buat Indonesia :
1. Pastikan untuk benar-benar serius berdikari dalam ekonomi. Bukan sekedar retorika.
2. Putuskan hubungan dengan dollar AS dan jangan menggunakan fiat money (sistem uang kertas yang tidak memiliki jaminan logam mulia). Gantikan semua ini dengan menggunakan mata uang yang berbasiskan emas dan perak. Hal ini penting agar pondasi ekonomi tak mudah digoyahkan oleh yang lain dan tak bisa dijajah oleh dollar AS maupun Yuan Cina.
3. Sumberdaya yang menguasai hajat hidup orang banyak (misal : minyak & gas, tambang, energi, listrik, sumber daya air dll) tak boleh dikuasai oleh individu atau swasta tetapi harus menjadi milik rakyat dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Oleh karena itu harus stop privatisasi.
4. Stop hutang luar negeri karena hutang ini adalah jebakan ribawi yang menjerat leher kehidupan Indonesia.
5. Stop investasi asing, karena investasi asing hanya akan mengeksploitasi kekayaan Indonesia demi kepentingan asing.
6. Stop ekonomi dengan basis sektor non riil dan riba karena hanya memunculkan pertumbuhan ekonomi yang palsu. Fokuskan saja pada sektor riil. Dengan ini meniscayakan untuk menghentikan praktek perdagangan surat berharga, pasar modal dan perbankan ribawi.
Solusi alternatif tadi musti dilakukan Indonesia kalo memang ingin terlepas dari kegelapan menuju cahaya terang peradaban.
Solusi alternatif ini akan menjadikan Indonesia tak bisa dimain-mainkan oleh kekuatan manapun baik Cina maupun Amerika. Indonesia akan bisa terbang tinggi, berdikari, bahkan menjadi adidaya baru.
Selama terus memakai “kaca mata kuda” kapitalisme neoliberal maka Indonesia tak akan keluar dari masalah. Dan bersiaplah untuk dicengkeram Cina dan atau AS.
Alternatif yang saya sampaikan tadi adalah beberapa tuntunan Syariah Islam tentang ekonomi. Pertanyaannya, maukah rezim negeri ini menerapkannya? Perlu keyakinan dan keberanian.
Tantangannya, Syariah Islam tadi hanya bisa dilaksanakan dalam kekuasaan yang memang ridho 100% dengan Islam. Kekuasaan itulah Khilafah.
Dalam pikiran saya, rakyat Indonesia harus punya agenda melepaskan diri dari setting kapitalis neoliberal. Sepertinya memerlukan “Berpikir Keluar Kotak” dan kemauan kuat untuk menatap masa depan Indonesia dengan cahaya.