Connect with us

Bogor Raya

Masyarakat Bogor Konvoi Motor Menyambut Ramadan

Bogoraya.id, BOGOR – Menyambut Ramadhan 1443 H, masyarakat Bogor konvoi motor keliling kota menyusuri jalan protokol dan arteri di Kota Bogor (Jum’at 1/4).   Tidak kurang 1500 peserta turut serta dalam kegiatan bertajuk Ramadhan Berkah Dengan Syariah Kaffah ini.

“Kurang lebih ada 1500 orang yang ikut dalam kegiatan tarhib ramadhan 1443 H ini,” ungkap Koordinator Tarhib Ramadhan 1443 H Sutono.

“Kegiatan ini merupakan wujud cinta, rindu dan sukacita kami menyambut bulan suci Ramadhan,” sambungnya.

Peserta Tarhib Ramadhan mengawali konvoi motor ba’da sholat jum’at dari dua titik pemberangkatan halaman Masjid Rosniah BNR dan Kawasan Taman Heulang menuju Masjid Al Muttaqien untuk kemudian melaksanakan sholat ashar berjama’ah. Di sepanjang jalan para peserta bersholawat dan bertakbir mengumandangkan keagungan Allah SWT. Tiba di Kawasan Masjid Al Muttaqien, ibu-ibu dan pemudi dari berbagai majlis ta’lim di sekitar kota Bogor, berbaris rapi menyambut kedatangan peserta konvoi motor seraya membentangkan spanduk bertuliskan Ramadhan Berkah.

Pada kesempatan menunggu pelaksanaan sholat Ashar, peserta disuguhi tausiyah dari ulama Kota Bogor K. H. Umar Ash Shiddiq dan K. H, Amiruddin Abu Fikri.

 

Pada tausiyah pertama, K.H. Umar Ash Shiddiq mengajak para peserta tarhib ramadhan untuk memperjuangkan syariah Islam sehingga diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. “Bulan Ramadhan merupakan bulan yang dapat dijadikan moment utama dalam menerapkan syariah secara kaffah agar memperoleh keberkahan,” paparnya memotivasi.

Setelah Host Acara Ageng Budiansyah memimpin peserta untuk bersholaswat, tampil ulama kedua menyampaikan tausiyahnya. “Adanya silang pendapat perbedaan shaum besok atau lusa hari bukan permasalahan Fiqih, bukan persoalan metodologi,” tegas KH Amiruddin Abu Fikri mengingatkan kepada peserta Tarhib. “Permasalahan tersebut merupakan permasalahan politis, siapa sesungguhnya yang memiliki kewenangan mengambil keputusan politis agar umat Islam di seluruh dunia dapat melaksanakan shaum Ramadhan secara serentak, demikian juga mengakhirinya secara serentak, tidak ada yang memiliki kewenangan itu kecuali seorang diri yang disebut Amirul Mukminin,” pungkasnya. [MBRK]

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

nineteen + 3 =