Saat ini perbincangan tentang Khilafah kembali marak. Menjadi perbincangan khalayak ramai. Apalagi setelah “proposal Khilafah” disampaikan oleh aktivis 98, Agung Wisnu. Opini Khilafah semakin ramai dibicarakan ketika politisi Partai Golkar, Andi Sinulingga mengusulkan pergantian sistem pemerintahan di Indonesia di tengah riuhnya usulan penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Andi mengusulkan pemerintah melakukan amandemen UUD 1945 agar sistem pemerintahan diganti menjadi sistem khilafah. Usulan itu disampaikan Andi melalui akun Twitter pribadinya @AndiSinulingga pada Sabtu, 5 Maret 2022.
Usulan Andi tersebut tentu menjadi bahan diskusi yang menarik. Minimal, bagi yang berpikir kritis maka dia akan berpikir memberikan solusi atas kebuntuan dan kecurangan-kecurangan yang semakin nampak jelas akibat praktik sistem demokrasi. Jargon dari rakyat, untuk rakyat dan demi rakyat hanyalah ilusi. Yang ada adalah untuk kepentingan segelintir elit penguasa dan pengusaha yang saat ini menjelma menjadi oligarki.
Sederet fakta terlihat begitu jelas. Mulai penguasaan sumber daya alam dan tanah di negeri ini oleh para cukong. Tersibak jelas dengan adanya rencana pemindahan IKN. Ada bau busuk rencana oligarki dalam rencana pemindahan IKN. Belum lagi permainan dan bisnis PCR, kelangkaan minyak goreng saat ini, hingga usulan penundaan pemilu. Tercium kuat bau busuk rencana jahat para oligark.
Oleh karenanya, usulan politisi Golkar untuk mengamandemen UUD 1945 agar sistem pemerintahan diganti menjadi sistem khilafah menjadi seru. Paling tidak menunjukkan bahwa Khilafah bukanlah radikal. Begitu juga para penceramahnya. Khilafah adalah bagian syariat Islam yang menjadi solusi alternatif bagi carut marut yang ada saat ini. Semua orang pasti menolak sistem komunis. Dan ketika kapitalis-sekuler-demokrasi gagal menyejahterakan negeri kita tercinta ini, lalu alternatif apalagi kalau bukan Khilafah?
Kabar gembira akan semakin ramainya diperbincangkannya Khilafah hingga suatu saat akan diterapkan, sejatinya sudah diberitakan menjadi bisyaroh (kabar gembira) dari Rasulullah SAW. Hal ini bisa di baca saat sahabat Rasul, Nafi’ bin Utbah pernah bersama dalam Beliau dalam satu peperangan. Nabi SAW menemui suatu kaum berbaju wol di dekat suatu bukit.
Mereka berdiri sementara Rasulullah SAW duduk. Dalam hati, Nafi’ berkata untuk mendatangi pertemuan tersebut. Dia hendak berdiri di antara mereka dan Rasulullah SAW demi menjaga Beliau dari penyerangan.
Nafi’ pun mengikuti kata hatinya untuk mendatangi dan berdiri diantara mereka. Dalam pertemuan tersebut, Rasulullah SAW memberikan bisyaroh (kabar gembira) akan kemenangan besar atas penaklukan yang dilakukan oleh Umat Islam di bawah kepemimpinan seorang Khalifah di seluruh penjuru dunia bahkan dengan Dajjal sekalipun. Nafi’ lantas menghafal empat kalimat Nabi SAW.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا جَرِيرٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ بْنِ عُمَيْرٍ عَنْ جَابِرِ بْنِ سَمُرَةَ عَنْ نَافِعِ بْنِ عُتْبَةَ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي غَزْوَةٍ قَالَ فَأَتَى النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَوْمٌ مِنْ قِبَلِ الْمَغْرِبِ عَلَيْهِمْ ثِيَابُ الصُّوفِ فَوَافَقُوهُ عِنْدَ أَكَمَةٍ فَإِنَّهُمْ لَقِيَامٌ وَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَاعِدٌ قَالَ فَقَالَتْ لِي نَفْسِي ائْتِهِمْ فَقُمْ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ لَا يَغْتَالُونَهُ قَالَ ثُمَّ قُلْتُ لَعَلَّهُ نَجِيٌّ مَعَهُمْ فَأَتَيْتُهُمْ فَقُمْتُ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَهُ قَالَ فَحَفِظْتُ مِنْهُ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ أَعُدُّهُنَّ فِي يَدِي قَالَ تَغْزُونَ جَزِيرَةَ الْعَرَبِ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ فَارِسَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الرُّومَ فَيَفْتَحُهَا اللَّهُ ثُمَّ تَغْزُونَ الدَّجَّالَ فَيَفْتَحُهُ اللَّهُ قَالَ فَقَالَ نَافِعٌ يَا جَابِرُ لَا نَرَى الدَّجَّالَ يَخْرُجُ حَتَّى تُفْتَحَ الرُّومُ
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa’id telah menceritakan kepada kami Jarir dari Abdulmalik bin Umair dari Jabir bin Samurah dari Nafi’ bin Utbah berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dalam suatu peperangan. Ia berkata: Suatu kaum mendatangi nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dari maghrib, mereka mengenakan baju wool, mereka menemui beliau didekat suatu bukit. Mereka berdiri sementara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam duduk. Ia (Nafi’) berkata: Hatiku berkata: Datangilah mereka dan berdirilah diantara mereka dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam agar mereka tidak menyerang Beliau lalu aku berkata: Mungkin beliau berbicara lirih dengan mereka. Aku mendatangi mereka lalu aku berdiri diantara mereka dan Beliau. Aku menghafal empat kalimat dari beliau, aku menghitungnya dengan tanganku. Beliau bersabda: “Kalian akan memerangi jazirah arab lalu Allah menaklukkannya, setelah itu Persia lalu Allah menaklukkannya, kemudian kalian memerangi Romawi lalu Allah menaklukkannya, selanjutnya kalian memerangi Dajjal lalu Allah menaklukkannya.” Kemudian Nafi’ berkata: Hai Jabir, kami tidak berpendapat Dajjal muncul hingga Romawi ditaklukkan. (HR. Muslim No 5161)
Dari hadist diatas dijelaskan bahwa umat Islam akan mendapatkan kemenangan demi kemenangan. Dan itu adalah kabar gembira yang pasti terjadi. Tinggal menunggu waktunya saja. Karena itu adalah janji Allah SWT. Dan itu tidak mungkin bisa terjadi begitu saja tanpa kesatuan umat Islam dalam Khilafah. Dan realitasnya memanglah demikian.
Fakta menunjukkan bahwa Persia dan konstantinopel ditaklukkan oleh Islam di bawah kepemimpinan seorang Khalifah. Mereka hidup makmur dan sejahtera. Dan tentu kemenangan Islam atas Roma dan Dajjal nanti juga akan di pimpin oleh seorang Khalifah. Bukan dengan tiba-tiba.
Apa yang disampaikan oleh Andi, sepertinya menjadi milestone perjalanan diskursus tentang Khilafah, proposal Khilafah dan tegaknya Khilafah. Khilafah adalah syariat Islam yang pasti akan membawa keberkahan. Bukan ajaran teroris. Bagaimana di sebut teroris, wong bersumber dari Al Qur’an, sunnah dan ijma’ sahabat. Dan banyak kitab-kitab salafus sholih yang secara jelas menjelaskan kewajibannya. Yuk, semakin ramaikan opini tentang Khilafah.