Politik
Indonesia Bagai King Cobra Ompong
Oleh Sigit Nur Setiyawan
Ular King Cobra adalah jenis ular yang sangat menakutkan. Reputasi kekuatan bisa dalam melunpuhkan lawan tidak perlu diragukan lagi. Bahkan dia termasuk golongan jenis ular paling mematikan di dunia. Dengan ukurannya maksimal mencapai panjang 7 meter dan diameter sebesar kaki orang dewasa, menambah kengerian tersendiri bagi siapapun yang menjumpainya.
Ada hal yang istimewa dari King Cobra, dia adalah hewan teritory. King Cobra adalah jenis hewan yang membuat sarang sendiri dan menjaga daerah kekuasaannya sendiri dengan kekuatannya. Dia tidak segan mengusir apa saja yang menganggu dan memasuki wilayah kekuasaanya tak terkecuali manusia tentunya. Bahkan jika dirasa perlu musuh itu akan digigit dan diinjeksi racun yang sangat mematikannya itu.
Namun apa yang terjadi jika King Cobra itu taringnya ompong? Tentunya dia tidak punya insfrastruktur untuk melakukan perlawanan terhadap mangsa. King Cobra walaupun ukurannya sangat besar, namun bukan seperti Pyton atau Anaconda yang senjata utamanya adalah belitan tubuhnya yang sangat kuat. King Cobra tidak memiliki senjata itu, satu satunya yang dia andalkan hanyalah taring tajamnya yang digunakan untuk menginjeksi bisa ke tubuh korbannya. Dengan hilangnya taring, dengan apa dia akan menjaga wilayah kekuasaannya?
Kawan, negeri kita itu adalah King Cobra saudara. Begitu mempesona dan sekaligus mengerikan. Pernah memiliki julukan “macan asia”, pernah memiliki armada tenpur terkuat di Asia Tenggara. Desisannya sudah membuat nyali negara lain “mengkeret”. Namun itu dulu saudara… itu dahulu sekali. Cerita cerita kehebatan taring bambu runcing telah mengusir Belanda sepertinya sudah tidak berlaku lagi sekarang.
King Cobra Indonesia kini sudah ompong atau sengaja dibikin ompong. Taringnya sengaja dipatahkan dengan “Debt Trap” yang sungguh mengerikan. Jebakan hutang yang digelontorkan China membuat taring tajam kita ompong. Seolah tak berdaya melakukan tindakan tegas. Bahkan peringatan yang disampaikan kapal patroli dijawab dengan arogan “Kami (China) memiliki otoritas penuh di laut China Selatan”. Andai itu desisan ular naga, harusnya King Cobra berani mendesis lebih kuat dan lebih mengancam, bahkan kalau perlu gunakan taring tajamnya untuk menjaga kedaulatan wilayahnya.
Namun sekali lagi itu tidak mungkin dilakukan. King Cobra juga tahu diri bahwa taringnya sudah ga ada. Makanya dengan mudahnya mengatakan “China adalah negara sahabat”, “Natuna tidak perlu dibesar besarkan”, dan serangkaian ungkapan senada yang menguatkan kalau King Cobra Indonesia tidak bergigi.
Biasanya King Cobra yang tidak bergigi akan mudah stress, susah mencari makan dan pada akhirnya akan mati dengan sendirinya. Wahai anak bangsa… maukah kita jadi King Cobra yang ompong itu? Kemana macan macan garang yang selalu berkoar koar “NKRI harga Mati !!”? Kok ngaungannya juga tidak terdengar? Ataukah karena macannya juga sudah jadi kucing lucu? Entahlah, jawab saja sendiri! []